Desflora

Desflora

Selasa, 15 Maret 2011

10 Cara Mengusir Kebosanan Dengan Pasangan


KOMPAS.com - Hubungan membutuhkan upaya dan ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mendorong keintiman untuk mengembangkan hubungan. Berikut adalah beberapa tips untuk menciptakan hubungan yang lebih intim dengan pasangan.

10. Benar-benar hadir untuk satu sama lain
Menggunakan ponsel sambil menyetir bisa berbahaya, tetapi menurut studi yang dilangsungkan di University of Minnesota, selalu memegang ponsel dan jarang berhubungan dengan keluarga pun bisa membahayakan hubungan.

Menggunakan ponsel mungkin tidak terlihat sebagai suatu hal yang berbahaya, padahal hal tersebut bisa membuat Anda tidak lekat dengan pasangan. Saat Anda memegang ponsel terus menerus, Anda tidak bisa berfokus pada percakapan dan tidak bisa mencerna sinyal-sinyal sosial, yang bisa mengarah kepada salah pengertian dan membuat si pasangan merasa terasing dan sakit. Anda tidak sungguh-sungguh hadir untuk pasangan jika hanya hadir secara fisik tapi tidak dalam pikiran. Untuk membangun keintiman, pilihlah salah satu aktivitas yang ingin Anda lakukan.

Ingat-ingat polah Anda sehari-hari, apakah Anda selalu membawa ponsel ke tempat tidur, ke meja makan, dan ke mana pun setiap saat?

9. Kontak Mata
Saat Anda melihat mata pasangan dari seberang meja makan, Anda tak hanya memberikan perhatian, tetapi Anda juga sedang berusaha melakukan keintiman.

Kontak mata adalah kunci komponen untuk bersosialisasi dengan orang lain, dan itu merupakan satu bagian penting untuk menciptakan hubungan yang intim, romantis, dan lainnya. Komunikasi tatap mata dan saling berhadapan merupakan sebuah komunikasi yang perlahan, non-verbal, serta membuat Anda lebih ringkih terhadap orang tersebut. Kontak mata menunjukkan keterbukaan, rasa percaya, dan meningkatkan perasaan dimengerti oleh pasangan.

8. Afeksi Fisik
Afeksi atau menunjukkan rasa sayang secara fisik tak hanya bikin seseorang merasa lebih nyaman, tetapi juga memicu tubuh kita untuk meningkatkan jumlah produksi oksitosin (hormon cinta), karena efek perasaan enak itu, tetapi juga menimbulkan hubungan romantis yang kuat. Afeksi fisik tidak sebatas hubungan seksual saja, tetapi hal-hal kecil, seperti berpegangan tangan atau berpelukan juga masuk dalam hal ini.

Tetapi memang, seks juga bisa meningkatkan level oksitosin yang juga bisa membantu meregulasi area otak untuk belajar, mengingat, dan merasa lebih nyaman, yang disebut arginine vasopressin, yang juga membantu membangun hubungan dengan pasangan. Kedua zat tersebut membantu membangun keintiman antara Anda dan pasangan, juga kemampuan untuk bersosialisasi.

7. Religius
Berbagi kepercayaan yang sama, juga bisa membantu meningkatkan keintiman. Memiliki filosofi dan pegangan hidup yang sama bisa membangun koneksi yang lebih besar. Riset membuktikan bahwa kepercayaan yang sama bisa membantu menguatkan hubungan.

6. Perhatikan dengan Seksama
Memiliki hubungan yang intim secara emosional, mental, dan fisik dimulai dengan mendengarkan apa yang ingin ia katakan dan memerhatikan apa yang ia lakukan. Mungkin kedengarannya sederhana, tetapi pelaksanaannya tidak juga. Untuk benar-benar memerhatikan pasangan, Anda harus benar-benar berfokus, singkirkan pikiran tentang pekerjaan dan aktivitas lainnya. Benar-benar mendengarkan pasangan, berarti tidak menguap, tidak memalingkan wajah, tidak sambil baca koran, dan tidak menyela pembicaraan.

5. Terhubung Secara Emosional

Ketika Anda tidak benar-benar hadir secara emosional kepada pasangan Anda, berarti Anda menahan detail-detail intim, dan itu menghambat perkembangan keintiman dengan pasangan. Buat momen berbagi hal-hal detail dengan pasangan sebagai hal yang penting, seperti apa yang terjadi di kantor, juga tentang rahasia Anda. Berbagi perasaan dan mimpi adalah cara unik untuk menunjukkan kerentanan Anda, sambil membuat si dia mengenal siapa diri Anda yang sesungguhnya.

4. Menerima Tanpa Syarat
Seringkali kita mendambakan seorang pria yang sempurna di bayangan kita. Memang, kita sadar, tak ada manusia yang sempurna, tetapi tanpa sadar, kita berusaha mengubah si dia untuk menjadi orang yang sempurna di benak kita. Ide tersebut tidak selalu realistis atau adil untuk pasangan Anda.

Penerimaan akan diri pasangan berdampingan dengan mendorong si pasangan berbagi detail diri terdalam si dia, seperti mimpi, angan, tujuan, perasaan, dan sejarah diri. Pasangan Anda harus merasa cukup percaya pada Anda untuk menceritakan itu semua kepada Anda dan yakin bahwa Anda bisa menerimanya apa adanya, dan tidak akan meledek atau menjelek-jelekkannya. Begitu pun sebaliknya. Tentu saja, ada kalanya ketika perubahan itu diperlukan dan penting ketika ada hal-hal yang perlu disesuaikan untuk pemenuhan kebutuhan bersama. Misal, kebiasaan buruk si pasangan jadi membahayakan kesehatan sekeluarga, atau kebiasaan buruk Anda berbelanja dalam jumlah besar membuat tabungan jebol, dan lain sebagainya.

3. Suportif
University of Iowa meneliti adanya 4 tipe dukungan dalam sebuah hubungan;
* Dukungan fisik dan emosi, bentuknya; berbagi dan mendengarkan, dengan cara berpegangan tangan dan berpelukan.
* Kepercayaan diri; menawarkan dorongan kepercayaan diri.
* Informasional; menawarkan nasihat.
* Bentuk nyata; membantu dengan tambahan tanggung jawab dan pemecahan masalah.

Yang terpenting adalah memberikan dukungan yang dibutuhkan, dan selalu waspada untuk dukungan informasional yang berlebihan. Tak ada yang suka didikte terlalu banyak.

2. Tertawa Bersama
Tawa itu menular. Setiap kita mendengarnya, otak kita secara otomatis ingin ikut tertawa. Menurut studi, secara alami kita mengikuti gestur dan ekspresi wajah orang yang kita ajak bicara, termasuk tawa. Jadi, saat kita tertawa, lawan bicara kita juga sebenarnya juga sudah ikut terkena efeknya. Tawa adalah salah satu cara untuk membangun keintiman. Tak ada salahnya menonton komedi dengan si dia sesekali.

1. Kesamaan Kesukaan dan Mengejarnya Bersama

Menurut penelitian, pernikahan pertama yang berakhir pada perceraian secara umum terjadi setelah usia tahun ke-8, dan perpisahan terjadi sejak tahun ke-7. Riset lain lagi memperkirakan, hubungan menemui kebosanan di usia tahun ke-7, secara rata-rata, menemui hubungan mereka merenggang secara emosional.

Usir kebosanan itu sebelum terjadi dengan berbagi pengalaman bersama. Apa kesamaan ketertarikan yang Anda sama-sama miliki? Lakukanlah. Pengalaman ini tak hanya meningkatkan kedekatan karena Anda melakukan aktivitas bersama, tetapi juga karena berbagi sejarah, dan jika beruntung, berbagi lelucon lokal antara Anda dan dia.

Strategi Meningkatkan Prestasi Kerja


KOMPAS.com - Tahun baru nanti, adakah yang ingin Anda perbaiki agar karier lebih melesat lagi? Resolusi untuk pekerjaan sepertinya juga perlu dipersiapkan. Apalagi jika setahun terakhir performa kerja dinilai kurang memuaskan. Ditambah lagi, jika secara personal, Anda juga merasa tak antusias menjalani karier. Ini petanda, Anda membutuhkan perubahan tahun depan.

Sebelum menjalankan strategi untuk meningkatkan prestasi kerja, pahami cara Anda melihat pekerjaan. Anda melihatnya sebagai pekerjaan, karier atau panggilan hati? Untuk mengenalinya, sederhana saja. Anda akan fokus pada gaji atau kompensasi kerja jika Anda melihatnya sebagai pekerjaan. Sementara, jika melihat pekerjaan sebagai karier, Anda fokus pada pencapaian, prestasi, jenjang karier dan jabatan. Kemudian, jika Anda melihat pekerjaan sebagai panggilan hati, Anda mengesampingkan persoalan uang, gaji, kompensasi lain dan juga jabatan. Fokus Anda adalah pada pekerjaan itu sendiri, yang begitu Anda nikmati.

Apapun perspektif Anda, jika masih merasa tak puas dengan prestasi kerja, lakukan strategi ini:

1. Menciptakan tantangan
Anda tak perlu menunggu kesempatan untuk menantang diri mencapai prestasi. Ciptakan tantangan untuk diri sendiri. Caranya, aktif melibatkan diri dalam sebuah proyek atau tugas yang bisa memotivasi diri lebih tinggi. Mulailah dari proyek kecil hingga yang berisiko tinggi. Mengerjakan sesuatu yang Anda sukai, apalagi jika berhasil, bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan kepuasan kerja.

2. Membantu rekan kerja
Kesuksesan Anda tak lepas dari bantuan mentor. Kini, saat Anda berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik, mulailah menjadi mentor bagi rekan kerja. Terutama kepada rekan kerja baru yang masih membutuhkan pengarahan. Membantu tim dalam bekerja takkan mengurangi keahlian Anda. Justru, sikap kerja seperti ini memberikan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi diri Anda.

3. Jangan monoton
Rutinitas yang monoton membuat Anda bosan dan merasa tak tertantang. Jika hal ini yang Anda alami, segeralah bicara dengan atasan. Minta atasan melibatkan Anda dalam pekerjaan atau tugas lain. Jika perusahaan sedang menjalani proyek atau tugas baru, ajukan diri sebagai bagian dari tim. Menantang diri sendiri seperti ini membutuhkan keberanian, Anda berani?

4. Selalu positif
Berpikir positif menjadi senjata ampuh yang bikin Anda betah dengan pekerjaan. Melihat pekerjaan lebih positif akan membantu Anda meningkatkan performa. Saat Anda berpikir tengah terjebak dalam pekerjaan yang menyebalkan, saat itulah Anda kehilangan motivasi.

5. Tingkatkan skill
Semakin banyak keterampilan yang Anda punya, peluang kesuksesan dalam karier terbuka lebar. Jika mendapat kesempatan meningkatkan skill, jangan ragu memanfaatkannya. Seperti mengikuti kelas pengembangan diri, seminar, workshop apapun yang berkaitan dengan pekerjaan dan bisa meningkatkan performa kerja.

6. Belajar dari kesalahan
Jangan pernah memberi ruang bagi kegagalan untuk mengalahkan Anda. Ketika berbuat kesalahan dalam pekerjaan, segera belajar darinya, perbaiki dan jangan berhenti mencoba lagi. Mungkin saja, Anda sedang dipersiapkan untuk sukses dengan berbuat kesalahan tersebut.

7. Bersyukur
Kinerja di kantor tetap terjaga atau bahkan semakin meningkat dengan bersyukur. Sikap bersyukur seperti ini membantu Anda fokus pada nilai positif pekerjaan atau karier Anda. Caranya, tanyakan diri sendiri, apa saja yang membuat Anda bersyukur dalam pekerjaan setiap harinya. Setidaknya temukan satu saja hal yang Anda syukuri di kantor, setiap hari.

8. Menjaga passion
Anda berhak merasa tak puas dengan pekerjaan atau karier. Namun Anda juga mencoba realistis, karena untuk berpindah kerja, rasanya tak memungkinkan karena berbagai kondisi. Jika sudah seperti ini, Anda perlu memelihara passion di dalam diri atas karier atau pekerjaan. Cara lainnya, jalankan hobi atau aktivitas yang disenangi di luar kantor.

Lantas, apa pentingnya menjalani delapan strategi ini? penting, karena semakin Anda merasa puas dengan pekerjaan atau karier, semakin menurun tekanan di dalam diri. Anda pun terbebas dari stres bahkan depresi.


WAF

Editor: Erlangga Djumena

Sumber: Mayo Clinic

Mengapa Pria Jarang Menatap Mata Saat Ngobrol?

KOMPAS.com - Pernah berbincang dengan seseorang yang tak membalas tatapan Anda sepanjang perbincangan? Beragam pikiran bermunculan di pihak kita saat berbicara dengan orang yang tak membalas tatapan mata, seperti, "Apakah dia benar-benar mendengarkan?" atau "Dia niat berbincang sama saya atau tidak, ya?"

Dr Audrey Nelson, pelatih dan pembicara mengenai komunikasi mengatakan, kontak mata adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal terkuat dalam komunikasi manusia. Namun, ternyata ada perbedaan mengenai kebiasaan menatap mata lawan bicara antara pria dan wanita, berikut arti dari tatapan itu.

Menurut studi yang dilangsungkan oleh Stephen Janik dan Rodney Wellens dari University of Miami, Florida, saat berbincang 43,4 persen perhatian kita fokuskan pada mata, dan sekitar 12,6 persen perhatian kita berada pada mulut lawan bicara. Sehingga secara kasar, 56 persen perhatian kita berada pada mata dan mulut lawan bicara.

Tentunya, bukan berarti saat bicara kita boleh menatap lamat-lamat mata lawan bicara, karena itu juga bukan hal yang sopan. Umumnya, saat perbincangan, tatapan mata terjadi sekitar 60 persen waktu perbincangan. Dalam perbincangan yang berlangsung sekitar 30 detik, para peneliti mendapati seseorang bisa menatap kurang lebih 15 titik di sekitar wajah lawan bicaranya, seperti pojok bingkai kacamata, bibir yang bergerak, rambut di sekitar telinga, dan lainnya.

Menaruh perhatian terhadap mata lawan bicara tidak terjadi tanpa alasan. Ada pengertian di dalam diri kita, bahwa bagian organ tersebutlah yang paling menyiratkan emosi. Tetapi, mengapa saat bicara dengan si dia, ia memalingkan wajah dan matanya? Meski ia menjawab pertanyaan, tetapi saat ia tak membalas tatapan saat kita bicara, ada rasa diabaikan. Namun, jangan langsung membuat kesimpulan, karena menurut Nelson, ada alasan mengapa banyak pria yang melakukan hal itu.

Nelson mengungkap bahwa kebiasaan pria dan wanita untuk menatap saat berbincang berbeda. Bagi wanita, kontak mata berlaku sebagai pengumpulan informasi, juga untuk membangun ikatan dan keintiman. Saat menatap pasangannya berbicara, perempuan mencari reaksi dari pesan yang ia sampaikan, sekaligus membangun keterikatan. Sementara bagi pria, membalas tatapan adalah sebuah tanda tantangan dan kompetisi. Perbedaan pemahaman mengenai cara pandang itu kadang bisa menimbulkan masalah dalam komunikasi.

Menurut Nelson, dalam pikiran perempuan, seringkali ada asumsi bahwa jika pria tidak mempertahankan kontak mata saat bicara dengannya, berarti ia tidak mendengarkan. Nelson mengatakan, ini tidak selalu benar. Kadang pria mendengarkan tanpa perlu menatap mata lawan bicaranya. Namun, saat melakukannya, pria akan kehilangan banyak sinyal-sinyal nonverbal lainnya. Sementara wanita tak hanya mengumpulkan informasi melalui telinga, tetapi juga "membaca" bahasa tubuh atau bahasa nonverbal.

Lewat hal ini, diketahui ada perbedaan cara pandang. Jika Anda dan dia ingin sama-sama nyaman saat berkomunikasi, lakukan kompromi. Anda bisa mengungkapkan keinginan untuk berganti tatapan dengannya, dan dia juga harus dengan sukarela menatap Anda saat berbincang. Yang pasti, harus ada komunikasi yang lancar saat menjalin hubungan.


NAD

Editor: Nadia Felicia

Sumber: yourtango